Beranda | Artikel
Shalat Ashar Diawal Waktu
Senin, 20 September 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Musyaffa Ad-Dariny

Shalat Ashar Diawal Waktu ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 13 Safar 1443 H / 20 September 2021 M.

Download kajian sebelumnya: Waktu-Waktu Shalat

Kajian Tentang Shalat Ashar Diawal Waktu

Shalat ashar afdhalnya dilakukan diawal waktu. Dan ini sebenarnya hukum yang umum pada semua waktu shalat. Adapun tentang shalat ashar ada hadits khusus yang menjelaskan masalah ini. Di antaranya hadits Anas bin Malik Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, beliau pernah mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ حَيَّةٌ فَيَذْهَبُ الذَّاهِبُ إِلَى الْعَوَالِي فَيَأْتِيهِمْ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ

“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa shalat ashar dalam keadaan matahari ketika masih tinggi (terang). Setelah shalat ashar selesai ada seseorang yang pergi ke daerah ‘Awali dan kembali lagi sedangkan matahari masih tinggi.” (HR. Bukhari)

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat ashar di awal waktu. Kalau tidak diawal waktu, maka seharusnya waktunya tidak cukup untuk pergi ke ‘Awali kemudian kembali lagi dalam keadaan matahari masih tinggi.

Juga hadits dari Rafi’ bin Khadij Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, beliau mengatakan:

كُنَّا نُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ثُمَّ نَنْحَرُ الْجَزُورَ فَتُقْسَمُ عَشَرَ قَسْمٍ ثُمَّ تُطْبَخُ فَنَأْكُلُ لَحْمًا نَضِيجًا قَبْلَ أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ

“Dahulu kami pernah shalat ashar bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, selesai shalat ashar kami menyembelih unta dan membaginya menjadi 10 bagian. Setelah itu kami pun memasaknya dan memakan dagingnya dalam keadaan segar sebelum matahari terbenam.” (HR. Ahmad)

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika itu shalat asharnya diawal waktu. Kalau tidak diawal waktu harusnya tidak cukup waktunya untuk menyembelih unta, membaginya hingga 10 bagian, memasaknya, dan memakannya sebelum matahari terbenam.

Waktu mendung

Melakukan shalat ashar diawal waktu ini menjadi sangat ditekankan ketika cuaca mendung. Hal ini karena kita tidak bisa melihat menguning/memerahnya matahari. Padahal kita tidak boleh mengakhirkan waktu hingga menguningnya matahari tanpa udzur.

Pernah suatu ketika Buraidah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu bersama sekelompok orang dan ketika itu cuacanya mendung. Maka beliau mengatakan:

بَكِّرُوا بصَلَاةِ العَصْرِ؛ فإنَّ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ قَالَ: مَن تَرَكَ صَلَاةَ العَصْرِ فقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

“Lakukanlah shalat ashar diwaktu awalnya, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda: ‘Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar maka amal-amalnya menjadi terhapuskan.`” (HR. Bukhari dan An-Nasa’i)

Ini menunjukkan bahwa ketika cuaca mendung, kita dianjurkan dengan anjuran yang sangat kuat untuk melakukan shalat ashar diawal waktunya.

Shalat paling mulia

Shalat ashar adalah shalat yang paling mulia di antara shalat lima waktu. Di antara yang menunjukkan hal ini adalah hadits dari sahabat Buraidah tadi:

مَن تَرَكَ صَلَاةَ العَصْرِ فقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar maka amal-amalnya menjadi terhapuskan.”

Dan tidak ada hadits seperti ini untuk shalat yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa shalat ashar ada keutamaan tersendiri.

Begitu pula hadits dari sahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, bahwa Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

الَّذِي تَفُوتُهُ صَلَاةُ الْعَصْرِ كَأَنَّمَا وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ

“Orang yang meninggalkan shalat ashar, maka seakan-akan dia kehilangan semua keluarga dan hartanya.” (HR. Bukhari)

Tidak ada hadits yang seperti ini di shalat-shalat lain dari shalat wajib. Ini hanya ada di shalat ashar. Menunjukkan bahwa shalat ashar mempunyai keutamaan daripada shalat yang lainnya.

Dua pahala

Dari Abu Bashrah Al-Ghifari Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, beliau mengatakan: “Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat ashar bersama kami di daerah Mukhammas, kemudian beliau mengatakan:

إنَّ هذِه الصَّلَاةَ عُرِضَتْ علَى مَن كانَ قَبْلَكُمْ فَضَيَّعُوهَا، فمَن حَافَظَ عَلَيْهَا كانَ له أَجْرُهُ مَرَّتَيْنِ، وَلَا صَلَاةَ بَعْدَهَا حتَّى يَطْلُعَ الشَّاهِدُ وَالشَّاهِدُ

“Sesungguhnya shalat ini pernah diperintahkan kepada orang-orang sebelum kalian, tapi akhirnya mereka menyia-nyiakannya. Maka barangsiapa yang menjaganya, maka dia mendapatkan dua pahala. Dan tidak ada shalat setelahnya sampai bintang-bintang bintang muncul.” (HR. Muslim)

Maka jangan sampai kita seperti umat-umat terdahulu yang menyia-nyiakan shalat asharnya. Dan Subhanallah, di zaman ini banyak orang-orang yang tidak memperhatikan shalat asharnya. Mereka meninggalkan shalat ashar dengan sengaja, apalagi mereka yang tersibukkan dengan dunia tanpa mempedulikan akhiratnya.

Sungguh akhirat jauh lebih berharga daripada dunia. Dan sebenarnya antara akhirat dan dunia itu tidak bisa dibandingkan. Kenikmatan akhirat tidak ada kekurangan sedikitpun, sedangkan dunia hanyalah sementara.

Di akhirat kita mendapatkan 99 rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan kita di dunia hanya mendapatkan 1 rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan itupun sudah dibagi dengan orang-orang kafir.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50723-shalat-ashar-diawal-waktu/